Selasa, 08 Februari 2011

Massa Mengamuk,Temanggung RusuhPDFPrint
Tuesday, 08 February 2011
ImageDIBAKAR MASSA, Sejumlah mobil dan sepeda motor dibakar masa di tempat parkir Gereja Pantekosta Temanggung, Jawa Tengah, saat kerusuhan usai sidang vonis kasus penistaan agama kemarin. Kerusuhan dipicu ketidakpuasan terhadap vonis kasus penistaan agama.

TEMANGGUNG(SINDO) – Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah,rusuh.Gedung pengadilan negeri di sana, kantor polisi resor,tiga gereja,satu sekolah,dan 15 kendaraan kemarin dirusak massa,beberapa di antaranya dibakar.Kerusuhan ini terkait kasus penistaan agama. Sembilanorangjugaharusdilarikan ke rumah sakit karena terluka. Hingga kemarin sore situasi Kota Temanggung masih mencekam.

Kerusuhan dipicu ketidakpuasan massa terhadap vonis Pengadilan Negeri (PN) Temanggung yang menjatuhkan hukuman lima tahun penjara bagi terdakwa kasus penistaan agama, Antonius Richmond Bawengan,50. Ribuan massa dari berbagai daerah sejak pukul 07.30 WIB kemarin mulai berdatangan menuju PN Temanggung. Sidang dengan agenda penuntutan oleh jaksa itu sudah panas sebelum dimulai.

Sebelum sidang digelar,massa sudah memenuhi ruang sidang dengan pengawalan ketat dari polisi. Sebelum sidang, massa sempat menekan jaksa dan hakim untuk menuntut dan memvonis terdakwa dengan hukuman seberat-beratnya. Setelah emosi massa berhasil dikendalikan,sidang pun akhirnya digelar. Dalam sidang jaksa hanya menuntut terdakwa lima tahun penjara yang dilanjutkan hakim dengan langsung memvonis terdakwa sesuai tuntutan. Vonis itu memicu ketidakpuasan dan tindakan anarkistis.

Massa mengamuk dan melempari gedung pengadilan dengan batu dan batako. Suasana semakin tak terkendali dan polisi terdesak. Papan nama dan kaca pengadilan pecah. Massa juga membakar ban bekas di halaman dan pintu masuk pengadilan. Ribuan orang semakin beringas dan melempari batu ke polisi yang berjaga di sebelah timur pengadilan. Warga sekitar yang semula menonton memilih lari dan menutup rumah dan toko-tokonya.

Sebuah mobil polisi pengangkut pasukan digulingkan dan coba dibakar massa. Meski kemudian, api berhasil dipadamkan polisi dengan water canon. Aksi massa tak juga berhenti. Mereka kembali melempari gedung pengadilan dan membakar ban bekas. Akhirnya polisi pun mulai bertindak tegas dengan melempar batu ke arah kerumunan massa.Aksi saling lempar batu pun terjadi sejak pukul 09.00 WIB dan berlangsung sekitar dua jam. Polisi dari arah timur dan pengadilan kemudian maju bersama untuk mendesak massa mundur.

Beberapa kali polisi menembakkan gas air mata ke kerumunan. Massa terdesak mundur ke arah barat. Namun, massa ternyata mengalihkan penyerangan ke Markas Polres Temanggung dan sejumlah gereja. Tiga gereja dirusak, dengan dua di antaranya dibakar. Gereja dimaksud yakni Gereja Santo Petrus dan Paulus di Jalan Jenderal Sudirman, Temanggung, sekitar satu kilometer dari lokasi pengadilan. Massa juga membakar Gereja Pantekosta di Jalan S Parman sekitar satu kilometer dari Gereja Santo Petrus. Mereka juga membakar Sekolah Graha Shekinah di Jalan Sri Suwarno.

‘’Massa datang sangat banyak, langsung menjebol kunci pintu gerbang,dan kemudian membakar seisi gedung.Tiga lantai yang merupakan tempat ruang kelas untuk tingkat play group sampai SMA, semuanya dihancurkan dan dibakar,’’ ujar Sony Zebolon, anggota satuan pengamanan (satpam) Graha Shekinah. Dia mengatakan, selain merusak dan membakar gedung, massa juga membakar enam unit sepeda motor yang berada di belakang gedung.Mereka membakar gedung dan motor dengan menjarah bensin dari penjual eceran di pinggir jalan.

Sebanyak 20 guru yang berada di lokasi langsung menyelamatkan diri. ‘’Sedangkan untuk para siswa, hari ini memang sudah diliburkan karena sebelumnya kami sudah mendapat kabar akan terjadi aksi besar terkait sidang penistaan agama. Berdasar sidang-sidang sebelumnya, kami sudah mengantisipasi karena sebelumnya selalu terjadi kericuhan,’’ ujarnya. Aktivis Gereja Pantekosta, Rubin Kurnianto mengatakan,dua lantai gereja dibakar massa.

Massa menjebol pintu depan dan langsung membakar bangunan. Tiga mobil dan enam motor––dua di antaranya milik anggota TNI yang bertugas menjaga gereja––ikut dibakar. ‘’Saat itu ada tujuh orang di dalam gereja yang sedang bertugas sebagai bagian rumah tangga atau sekretariat gereja.Begitu tahu ada massa merusak dan membakar, mereka lari dan melompat tembok belakang untuk menyelamatkan diri,’’ ujarnya. Sehabis membakar Gereja Pantekosta, massa kemudian membakar sebuah gereja lagi di Kaloran.

Hingga akhirnya polisi melakukan penyisiran ke sejumlah tempat tersebut dan massa akhirnya membubarkan diri. Kerusuhan tersebut mengakibatkan jatuhnya korban.RSUD Djojonegoro Temanggung mencatat ada sembilan orang yang dirawat akibat aksi kericuhan tersebut. Dokter umum yang memeriksa para korban, dokter Willy Hartanto mengatakan, sembilan orang itu mengalami luka di bagian kepala dan kaki.’’Dari pemeriksaan sementara, luka itu diduga karena terkena benda tumpul dan keras,”ungkapnya.

Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol Edward Aritonang mengatakan, untuk sementara lima saksi telah diperiksa terkait kerusuhan Temanggung. Hingga kemarin polisi belum menetapkan tersangka. ”Namun, kami akan terus melakukan penyelidikan terhadap pelaku perusuhan untuk mempertanggungjawabkan secara hukum,”katanya. Dia menuturkan, kerusuhan dipicu ketidakpuasan massa terhadap vonis PN Temanggung. Ketidakpuasan tersebut dilampiaskan dengan melakukan perusakan, pembakaran, dan pelemparan.

Sejumlah benda atau bangunan yang dirusak antara lain dua truk polisi, mobil, sepeda motor, serta gereja. Massa juga melempari Mapolres Temanggung lantaran dianggap melindungi terdakwa. Pangdam IV Diponegoro Mayjen TNI Langgeng Sulistiyono menyiapkan dua batalion pasukan yang siap diterjunkan sewaktuwaktu. Apabila ada perkembangan baru, TNI akan membantu menangani kerusuhan. (m abduh)  
Polisi Tetapkan Dua TersangkaPDFPrint
Tuesday, 08 February 2011
POLRI menetapkan dua tersangka kerusuhan di Kecamatan Cikeusik, Kabupaten Pandeglang, Banten, yang berakibat pada tewasnya tiga pengikut Jemaat Ahmadiyah Indonesia (JAI) Minggu (06/02) lalu. Polisi juga tengah memeriksa 12 orang berstatus saksi.Mereka ada yang berasal dari pengikut Ahmadiyah dan warga Cikeusik.



Kadiv Humas Irjen Pol Anton Bachrul Alam mengungkapkan, dua orang tersangka berinisial U dan K alias A ini diidentifikasi dari hasil penyelidikan polisi,termasuk dari pemeriksaan rekaman media massa.‘’Mereka bersikap kooperatif dan bahkan menyerahkan diri ke Polda Banten setelah dihubungi,’’ ujar Anton kepada wartawan di Jakarta kemarin. Selain memeriksa saksi dan tersangka, Polri juga meneliti dan mengevaluasi prosedur pengamanan yang dilakukan polsek, polres, dan polda.

Tim evaluasi yang dipimpin Irwasum Komjen Pol Nanan Sukarna dan Kadiv Propam Irjen Pol Budi Gunawan diturunkan untuk mengetahui apakah penanganan kasus di lapangan sesuai prosedur atau tidak. “Tim diturunkan kemarin (Senin, 7/2) sampai hari ini (kemarin) masih berjalan.Tim ini melakukan pengecekan di lapangan,tentu Mabes Polri meminta tanggung jawab dari para kapolda,kapolres,dan kapolsek yang menangani langsung sampai di mana dan apa peran mereka,” kata Anton.

Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) akan menginvestigasi prosedur pengamanan dan penegakan hukum yang dilakukan polisi saat peristiwa kekerasan di Cikeusik, Pandeglang. Hal itu diungkapkan Wakil Ketua Komnas HAM Yoseph Adi Prasetyo di Kantor Komnas HAM, Jakarta,kemarin. Yoseph Adi mengatakan, dari penelusuran awal diduga kuat terdapat kejanggalan-kejanggalan dari prosedur pengamanan yang dilakukan aparat.

Di antaranya tidak ada tindakan-tindakan preventif yang komprehensif dari aparat keamanan untuk mencegah masuknya massa yang sedemikian besar. Karena itu, lanjutnya,Komnas HAM akan memasukkan prosedur pengamanan sebagai bagian yang akan diinvestigasi.“Kami akan mengecek langkah-langkah yang ditempuh pihak keamanan,”katanya.

Sementara itu,Ketua Komnas HAM Ifdhal Kasim mengatakan, pihaknya tidak ingin terburu-buru menetapkan insiden penyerangan Pengikut Ahmadiyah di Cikeusik sebagai pelanggan HAM berat. Belum ditetapkannya insiden Cikeusik sebagai pelanggan HAM berat karena menyangkut pertanggungjawaban Komnas. Saat ini,kata Ifdhal,pihaknya baru meningkatkan status dari pemantauan reguler ke pembentukan tim khusus yang melakukan investigasi di lapangan.

Tim tersebut beranggotakan empat orang komisioner Komnas HAM dan unsur masyarakat. Hasil temuan tim itu selanjutnya akan dibawa ke rapat paripurna Komnas HAM. Apabila faktafakta yang ditemukan memenuhi unsur dalam Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2000, insiden Cikeusik bisa dikategorikan pelanggaran HAM berat.Pelanggaran HAM berat harus memenuhi unsur-unsur terencana dan bersifat meluas. (teguh mahardika/pasti liberti/krisiandi sacawisastra)
BAHAS BENTROK CIKEUSIK, Wagub Banten HM Masduki menyambut Menag Suryadharma Ali dan Mendagri Gamawan Fauzi di Pendopo Provinsi Banten di Serang, kemarin.  


SERANG(SINDO) – Kementerian Agama (Kemenag) mengkaji empat opsi yang akan ditawarkan kepada Jemaat Ahmadiyah Indonesia (JAI),termasuk kemungkinan opsi pembubaran terhadap Aliran yang didirikan Mirza Ghulam Ahmad tersebut. Opsi-opsi tersebut diharapkan bisa menyelesaikan rangkaian kekerasan terhadap aliran tersebut. MenteriAgama SuryadharmaAli mengungkapkan, opsi dimaksud di antaranya menawarkan kepada Ahmadiyah agar menjadi sekte tersendiri dengan konsep yang tidak membawa lagi atribut-atribut Islam seperti Alquran,masjid,dan seterusnya. Kedua, Ahmadiyah menjadi Islam yang benar, kembali ke Islam yang benar.Ketiga,Ahmadiyah dibiarkan saja. Keempat, Ahmadiyah dibubarkan.

Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) ini menyadari berbagai opsi akan memunculkan reaksi pro-kontra. Untuk alternatif ketiga misalnya pihak yang pro pasti mengatakan bahwa Ahmadiyah harus dibiarkan karena itu terkait hak asasi manusia (HAM). Sedangkan mayoritas umat Islam juga pasti akan tersinggung. ‘’ Padahal, kalau hak asasi itu hak yang menyeluruh,termasuk untuk kita-kita ini yang Islam dan sangat mayoritas dibandingkan Ahmadiyah ini kan juga mempunyai hak asasi yang perlu dilindungi dan dibela, ” kata Suryadharma seusai pertemuan dengan Kapolri Jenderal Pol Timur Pradopo, Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi,Gubernur Banten Ratu Atut Choisyiah, dan tokoh masyarakat di Kantor Gubernur Banten di Serang kemarin.

Secara pribadi dia mengaku lebih cocok pada pilihan kedua karena sebenarnya masyarakat Ahmadiyah mempunyai nilai-nilai positif yaitu mempunyai semangat ber-Islam. Hanya saja,mereka mendapatkan informasi dan dakwa yang keliru tentang Islam.‘’Karena itu perlu diperbaiki pemahaman mereka tentang Islam sehingga mereka bisa jadi Islam yang benar,”tegasnya.

Sebagai contoh, di Kecamatan Cisata, Desa Cisere saat ini ada 26 keluarga atau 56 orang penganut ajaran Ahmadiyah yang kembali ke ajaran Islam. Berdasarkan hasil penelitian Kemenag,pengikut JAI tersebar di beberapa daerah di Jawa Barat seperti Kuningan, Cisalada; Banten, dan Nusa Tenggara Barat.Total pengikut diperkirakan sekitar 50.000-80.000 orang. Sekretaris Jenderal Kemenag Bahrul Hayat membenarkan pihaknya tengah mengkaji sejumlah opsi untuk Ahmadiyah, termasuk pembubaran aliran tersebut.

Menurutnya, pembubaran bisa dilakukan melalui beberapa hal yakni badan hukum, ormas, dan pelarangan ajaran. Pembubaran bisa dilakukan jika Ahmadiyah dianggap menimbulkan dan memicu pertentangan dalam masyarakat karena ada ajaran Islam yang dianggap menyimpang. Sementara itu,Ketua MPR Taufiq Kiemas memandang perlunya pemerintah membuat aturan tegas untuk menentukan ada di mana posisi Ahmadiyah itu sendiri.

Peraturan yang tertuang dalam Surat Keputusan Bersama (SKB) Tiga Menteri hanya efektif untuk mengatur agama dan aliran kepercayaan yang jelas posisinya. Sementara Ahmadiyah, kata dia, hingga saat ini masih terjadi kebimbangan apakah masih satu kesatuan dengan Islam atau beda atau aliran kepercayaan tersendiri.

Politikus PDIP ini menyatakan, untuk bisa mengeluarkan keputusan tegas mengenai posisi Ahmadiyah, Kemenag perlu mengundang semua pihak terkait agar apa pun yang diputuskan nanti hasil musyawarah bersama. Pihak yang perlu diajak berembuk di antaranya NU, Muhammadiyah,dan MUI.“Tentu harus dihadirkan juga dari pihak Ahmadiyah agar tidak ada keputusan sepihak,”ungkapnya. (sunu hastoro/teguh mahardika/sucipto/ denny irawan/rahmat sahid) 
Tugas Pemerintah, Bangun Infrastruktur Pertanian
TEMPURAN, RAKA – Pemerintah diminta pemerintah fokus membangun infrastruktur pertanian untuk meningkatkan produktifitas pertanian dan mengurangi impor hasil pertanian yang sampai sekarang masih tergolong besar.

Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Desa Cikuntul, Kecamatan Tempuran, Ebot, Rabu (2/2), mengatakan pemerintah sebaiknya mulai memfokuskan penganggaran tahun 2011 untuk pembangunan seluruh infrastruktur sektor pertanian secara luas. "Anggaran harus dikonsentrasikan untuk pembangunan infrastruktur pertanian. Ini bukan berarti seluruh anggaran diplot ke Kementerian Pertanian ya, tapi anggaran di berbagai instansi pemerintah diarahkan untuk keperluan itu," katanya.

Infrastruktur yang perlu dibangun untuk mendukung kegiatan pertanian antara lain fasilitas produksi, jalan, listrik dan pengaturan air. Selain itu, dia menjelaskan, regulasi terkait pada sektor yang lain juga perlu disesuaikan untuk mendukung pembangunan infrastruktur pertanian beserta industri hilirnya. "Kalau infrastrukturnya diperbaiki, saya yakin dalam satu tahun dampaknya akan sudah bisa terlihat, produksinya pasti meningkat dan hasil lebih bisa bersaing," katanya.

Impor hasil pertanian sampai sekarang masih tergolong besar.
Karena untuk menekan tingginya nilai impor, salah satu solusinya dengan mneingkatkan pembangunan pada sektor pertanian. Pemerintah pusat dan daerah tidak boleh diam dalam mengatasi permasalahan petani. Solusi sangat diperlukan untuk meningkatkan kesejahteraan petani dalam upaya menerapkan pertanian modern. “Permasalahan petani mulai pupuk langka, bibit unggul, infrastruktur pertanian buruk sampai harga jual yang selalu berfluktuatif membuat petani seperti berjudi, untung-untungan,” katanya.

Lebih lanjut ia mengatakan, pembangunan infrastruktur dan sektor pertanian harus diutamakan untuk memperlancar laju perekonomian warga di pedesaan sekaligus meminimalkan biaya transportasi petani. “Out putnya, perputaran uang di perkotaan akan selalu menggeliat. Jika masyarakat tidak berdaya, jangan harap bisa diajak serta dalam pembangunan daerah, apalagi diminta berkontribusi,” katanya. Kepemilikan lahan pertanian yang semakin sempit, imbuhnya, membutuhkan perhatian serius pemerintah. Tidak lagi memenuhi skala ekonomi, kecuali bertani secara kelompok agar lebih ekonomis, efesien dan efektif.

Menurutnya, hal yang tidak kalah pentingnya adalah kesadaran masyarakat untuk merubah pola pikir. Memang tidak gampang, tapi dengan seringnya Dinas Pertanian melakukan sosialisasi, diyakini petani akan menerimanya. “Jenis komoditi tidak perlu terlalu banyak, yang penting ada jaminan harga jual. Artinya, pemasarannya dibuka oleh pemda, kalau perlu dibuat perdanya,” pungkasnya. (aw)

Tugas Pemerintah, Bangun Infrastruktur Pertanian

TEMPURAN, RAKA – Pemerintah diminta pemerintah fokus membangun infrastruktur pertanian untuk meningkatkan produktifitas pertanian dan mengurangi impor hasil pertanian yang sampai sekarang masih tergolong besar.

Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Desa Cikuntul, Kecamatan Tempuran, Ebot, Rabu (2/2), mengatakan pemerintah sebaiknya mulai memfokuskan penganggaran tahun 2011 untuk pembangunan seluruh infrastruktur sektor pertanian secara luas. "Anggaran harus dikonsentrasikan untuk pembangunan infrastruktur pertanian. Ini bukan berarti seluruh anggaran diplot ke Kementerian Pertanian ya, tapi anggaran di berbagai instansi pemerintah diarahkan untuk keperluan itu," katanya.

Infrastruktur yang perlu dibangun untuk mendukung kegiatan pertanian antara lain fasilitas produksi, jalan, listrik dan pengaturan air. Selain itu, dia menjelaskan, regulasi terkait pada sektor yang lain juga perlu disesuaikan untuk mendukung pembangunan infrastruktur pertanian beserta industri hilirnya. "Kalau infrastrukturnya diperbaiki, saya yakin dalam satu tahun dampaknya akan sudah bisa terlihat, produksinya pasti meningkat dan hasil lebih bisa bersaing," katanya.

Impor hasil pertanian sampai sekarang masih tergolong besar.
Karena untuk menekan tingginya nilai impor, salah satu solusinya dengan mneingkatkan pembangunan pada sektor pertanian. Pemerintah pusat dan daerah tidak boleh diam dalam mengatasi permasalahan petani. Solusi sangat diperlukan untuk meningkatkan kesejahteraan petani dalam upaya menerapkan pertanian modern. “Permasalahan petani mulai pupuk langka, bibit unggul, infrastruktur pertanian buruk sampai harga jual yang selalu berfluktuatif membuat petani seperti berjudi, untung-untungan,” katanya.

Lebih lanjut ia mengatakan, pembangunan infrastruktur dan sektor pertanian harus diutamakan untuk memperlancar laju perekonomian warga di pedesaan sekaligus meminimalkan biaya transportasi petani. “Out putnya, perputaran uang di perkotaan akan selalu menggeliat. Jika masyarakat tidak berdaya, jangan harap bisa diajak serta dalam pembangunan daerah, apalagi diminta berkontribusi,” katanya. Kepemilikan lahan pertanian yang semakin sempit, imbuhnya, membutuhkan perhatian serius pemerintah. Tidak lagi memenuhi skala ekonomi, kecuali bertani secara kelompok agar lebih ekonomis, efesien dan efektif.
 
Menurutnya, hal yang tidak kalah pentingnya adalah kesadaran masyarakat untuk merubah pola pikir. Memang tidak gampang, tapi dengan seringnya Dinas Pertanian melakukan sosialisasi, diyakini petani akan menerimanya. “Jenis komoditi tidak perlu terlalu banyak, yang penting ada jaminan harga jual. Artinya, pemasarannya dibuka oleh pemda, kalau perlu dibuat perdanya,” pungkasnya. (aw)

BASMI TIKUS: Suasana kalagumarang di Desa Cikuntul.
TEMPURAN, RAKA - Untuk mengantispasi serangan hama tikus terhadap pertanian, para petani Desa Cikuntul secara serentak melakukan kalagumarang di lahan pesawahan Kalentinggi, Desa Cikuntul, Kecamatan Tempuran. Kegiatan itu dilakukan guna mengantisipasi serangan hama tikus di saluran tanggul Kalentinggi yang dianggap petani sebagai sarang tikus. Berdasarkan pantauan RAKA, ribuan tikus berhasil dimusnahkan. Pelaksanaanya, para personel kegiatan kala gumarang menggalian lubang lubang tikus dan pengasapan menggunakan alat emposan. Saat hama tikus berhamburan keluar, para petani beserta aparat desa langsung membunuh hewan pengerat yang merugikan itu.

Kegiatan ini dinilai sangat efektif. Pasalnya, hama tikus tidak tahan dengan bau belerang. "Saat mulai musim tanam petani akan sedikit lega karena hama tikus sudah diminimalisir dalam dengan kegiatan ini," kata Kepala UPTD Pertanian Kecamatan Tempuran Edi Suryana MP. Dia menambahkan, kegiatan kalagumarang itu sekaligus menyambut datangnya musim tanam. Dijelaskannya, kegiatan ini akan kembali dilakukan jika para petani menemukan kembali titik-titik yang dianggap sarang tikus lainnya.

"Hama tikus harus segera dibasmi, sebab, hama pengerat ini berkembang sangat pesat. Terlebih, jika perkembangannya didukung tempat (sarang) yang kurang bersih," ujarnya. Hama ini, tergolong hama yang sulit dibasmi. Namun begitu, untuk meminimalisir kerugian yang ditimbulkan, biasanya beberapa wilayah melakukan penangkapan langsung (kalagumarang). Berbagai cara bisa digunakan, baik dengan cara menggali lubang tikus maupun dengan emposan. Kurang lebih, dengan cara seperti ini hama tikus bisa diberantas. Camat Tempuran Drs Asip Suhendar yang juga ikut berbaur dengan para petani menambahkan, lebih dari ribuan hektar sawah sering terkendala oleh hama tersebut pada saat mulai tanam.

Maka, sering kali para petani berinisiatif untuk menggalakan kalagumarang sebagai bentuk gerakan pembasmi tikus. "Jika masa tanam lancar tanpa gangguan hama, diharapkan selain hasil panen mendatang lebih baik juga para petani tidak lagi mengalami kerugian yang cukup besar seperti pada masa tanam sebelumnya," jelasnya.
(aw)
Bupati Melihat Lebih Dekat Proses Pengolahan 
dan Pemanfaatan Limbah B3 PT Tenang Jaya Sejahtera
PIMPINAN staf dan karyawan PT Tenang Jaya Sejahtera (TJS)  sangat mengapresiasi kunjungan Bupati Karawang H Drs Ade Swara,SH,MH ke lokasi pabrik yang berlokasi di Desa Kutamekar Kecamatan Ciampel, Karawang. Seluruh karyawan perusahaan yang dipimpin Tulus Widodo itu bersuka cita saat menyambut orang nomor 1 di Kabupaten  Karawang ini. Tulus langsung menuntun bupati Ade  untuk melihat dan mengamati secara langsung sistim kerja mesin insinerator dalam memusnahkan sampah atau limbah rumah sakit maupun limbah bahan beracun dan berbahaya (B3) lainnya.

Mesin insinerator milik TJS yang diimpor dari Italia mampu menghasilkan panas  1000 hingga 1200 derajat celcius sehingga sampah basah dan kering maupun limbah rumah sakit seperti bekas jarum suntik akan menjadi abu dalam hitungan detik. Tulus bersedia menginvestasikan 10 unit insinerator yang ramah lingkungan untuk membantu Pemkab Karawang dalam penanangan sampah agar Kabupaten Karawang menjadi daerah yang nyaman, asri dan hijau.

Sedangkan dalam memanfaatkan limbah B3 lainnya seperti sludge menjadi kertas low grade (kertas kualitas rendah) TJS menggunakan teknologi yang sederhana demikian juga dalam proses memanfaatkan limbah batubara  (fly ash dan bottom ash) yang diolah menjadi batako  setelah dicampur dengan pasir atras dan semen. Ditangan Tulus, limbah berbahaya itu diolah menjadi benda yang bermanfaat bagi manusia dan menghasilkan uang ratusan juta bahkan miliaran rupiah.

Selain usaha pemanfaatan limbah B3 menjadi bernilai ekonomi, TJS juga memiliki Waste Water Treatment Proses (WWTP) high teknologi yang sengaja diimpor  dari Italia. Limbah cair B3 seperti coolant, tinta, asam/ basa(larutan bekas) dan paraquat diproses  dengan sistim electric coagulation. Zat-zat kimia cair berbahaya itu diproses melalui energi listrik hingga zat kimia itu mengental dan sisanya menjadi air yang bening.

Zat kimia yang sudah mengental kemudian dibakar dengan menggunakan mesin insinerator.Sedangkan air bening hasil proses electro coagulation itu digunakan untuk memenuhi kebutuhan air pengolahan kertas low grade.

Khusus untuk pengolahan sampah, Tulus akan menggunakan bendera PT Lancar Abadi dan lokasinya direncanakan di Dusun Asem Desa Mulyasejati, Kecamatan Ciampel, Karawang.Tulus sudah membebaskan lahan seluas 8 hektar untuk mendukung program penanganan sampah ramah lingkungan tersebut.(ops/Radar Karawang)

Senin, 07 Februari 2011

BUPATI HADIRI PELANTIKAN PENGURUS MUI KEC KLARI
Bupati Karawang, H. Ade Swara menghadiri upacara Pelantikan dan Rapat Kerja Pengurus Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kecamatan Klari Periode Tahun 2011 - 2016, Selasa (25/1). Pelantikan yang berlangsung di Aula Kantor Kecamatan Klari tersebut juga turut dihadiri oleh Ketua MUI Kab. Karawang, KH. Adjie Mubarok dan unsur Muspika Kecamatan setempat.
Bupati Ade Swara dalam kesempatan tersebut mengatakan, sebelum mengikuti kegiatan ini, dirinya bersama jajaran Muspida Kab. Karawang telah mengikuti Rapat Penanganan Bencana yang rutin terjadi di Karawang, seperti banjir, longsor, puting beliung, dan pencemaran industri. Dalam rapat tersebut juga direncanakan untuk segera Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).
Namun demikian, Lanjut Bupati, dalam rapat tersebut tidak dibahas mengenai salah satu bencana yang sangat penting untuk diantisipasi, yaitu bencana moral yang memang tidak tercakup dalam tupoksi. Untuk itu, keberadaan MUI diharapkan dapat menjadi suri tauladan masyarakat dalam mencegah terjadinya bencana moral.
Lebih lanjut Bupati mengatakan, berkaitan dengan akhlak dan moral tersebut, jajaran MUI Kab. Karawang harus bisa berperan aktif dalam upaya meningkatkan akhlak dan moral masyarakat, khususnya para generasi muda. "Sebagai ulama, MUI mempunyai peran besar di masyarakat, terlebih MUI dapat membicarakan apa saja kepada masyarakat," imbuhnya.
Untuk itu, Bupati berharap keberadaan pengurus MUI di seluruh wilayah Kab. Karawang dapat saling bersinergis dan mengoptimalkan perannya di wilayah masing-masing. "Meskipun APBD masih dievaluasi di Propinsi, sehingga pembanguan fisik masih terasa stagnan, namun pembangunan moral harus terus berjalan," tambahnya.
Sementara itu, berdasarkan hasil musyawarah cabang  MUI Kec. Klari yang telah diselenggarakan sebelumnya, sdr. Ade Fathahillah terpilih sebagai Ketua MUI Kec. Klari Periode Tahun 2011-2016. Sebelum dilantik, ketua terpilih sebelumnya juga telah membentuk formatur pengurus MUI Kec. Klari yang baru.
PMI KARAWANG LAKUKAN AUDIENSI DENGAN BUPATI DAN WAKIL BUPATI
Sebagai salah satu upaya meningkatkan sinergitas dan kerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Karawang, jajaran pengurus Palang Merah Indonesia (PMI) Karawang melakukan audiensi dengan Bupati Ade Swara dan Wakil Bupati Cellica Nurachadiana. Audiensi yang berlangsung singkat namun padat tersebut berlangsung di Gedung Singaperbangsa Lt. II Pemkab Karawang, Selasa (25/1).
Kedatangan jajaran pengurus PMI Kab. Karawang yang dipimpin langsung oleh Ketua PMI Karawang, Hj. Eli Amalia Priatna adalah dalam rangka meningkatkan sinergitas dan kerjasama antara PMI dan Pemerintah Kab. Karawang. Selain itu, PMI Kab. Karawang juga berkesempatan untuk memaparkan kondisi PMI yang ada, serta kegiatan yang telah dan akan dilakukan di masa datang.
Hj. Eli Amalia Priatna dalam kesempatan tersebut juga menjelaskan mengenai keterbatasan anggaran serta rencana pembangunan gedung PMI yang baru. Terlebih kondisi gedung PMI yang ada saat ini sudah kurang representatif lagi dalam menunjang kegiatan operasional PMI setiap tahun. Hal ini masih diperburuk dengan kondisi atap gedung yang bocor dibeberapa bagian ruangan.
Namun demikian, lanjut Eli Amalia Priatna. di tengah keterbatasan anggaran tersebut, PMI Kab. Karawang tetap berkomitmen untuk melaksanakan tugas-tugas kemanusiaan baik di Karawang maupun diluar Karawang. “Salah satunya adalah dengan mengirimkan relawan ke berbagai daerah bencana, seperti tsunami di Aceh dan Pangandaran, serta letusan Gunung Merapi di Jogjakarta,” imbuhnya.
drg. Nanik Jodjana menambahkan, pihak PMI Kab. Karawang bahkan berupaya menghemat biaya pengelolaan darah di Unit Transfusi Darah Cabang atau UTDC. Dari hasil penghematan tersebut, PMI. Kab. Karawang telah berhasil membeli peralatan yang lebih baik, seperti alat pembuat trombosit. “Jadi sinyalemen masyarakat bahwa darah di PMI harus dibeli adalah tidak benar,” tegasnya.
Di sisi lain, Bupati Karawang, H. Ade Swara menilai pertemuan tersebut sangat bermanfaat, dimana dengan adanya pertemuan ini, dirinya mendapatkan masukan dan info yang sangat berguna. “Apa yang disampaikan oleh para pengurus PMI sangat menarik, dan Pemkab Karawang akan senantiasa menjadi mitra dalam setiap kegiatan PMI,” ujarnya.
Hal senada ditambahkan oleh Wakil Bupati Karawang, dr. Cellica Nurachadiana, yang akan senantiasa terus mendukung kegiatan kemanusiaan yang diselenggarakan oleh PMI. “Sebagai Wakil Bupati, tentunya saya akan membantu mensosialisasikan kegiatan-kegiatan kemanusian yang dilakukan PMI,” tuturnya seraya menambahkan bahwa dirinya secara rutin melakukan donor 
KARAWANG SIAP JADI TUAN RUMAH MTQ JAWA BARAT 2012
Pemerintah Kabupaten Karawang menyatakan siap bila kemudian ditunjuk sebagai tuan rumah bagi penyelenggaraan kegiatan Musabaqah Tilawatil Quran Tingkat Propinsi Jawa Barat Tahun 2012. Kesiapan itu disampaikan secara langsung oleh Wakil Bupati Karawang, dr. Cellica Nurachadiana  saat menerima kunjungan tim Panitia Pelaksanaan MTQ Propinsi Jawa Barat di Gedung Singaperbangsa Lt. III Pemkab Karawang, Selasa (1/2).
Wakil Bupati Cellica Nurachadiana dalam kesempatan tersebut mengatakan, Kab, Karawang telah berpengalaman dalam menyelenggarakan event-event bertaraf propinsi maupun nasional, termasuk diantaranya adalah sukses sebagai tuan rumah MTQ Jawa Barat pada tahun 1994 dan Porprov Jawa Barat tahun 2006. "Untuk tahun 2012, kami pun akan mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya," ujarnya.
Lebih lanjut Wakil Bupati mengatakan, pihak Pemkab Karawang sendiri telah mengalokasikan anggaran untuk mempercantik Kompleks Masjid Al-Jihad sehingga bisa memberikan nilai lebih bagi para peserta. "Yang siap menampung hingga 2.600 orang, dan kami pun siap untuk memberikan pelayanan terbaik bagi para peserta MTQ," jelasnya.
Wakil Bupati juga menambahkan, dirinya saat ini tidak hanya bertindak sebagai wakil bupati, melainkan juga sebagai seorang marketing untuk menjual Karawang sebagai tuan rumah MTQ. "Kami akan tunjukkan lokasi-lokasi yang menunjukkan bahwa Kab. Karawang layak menjadi tuan rumah MTQ Propinsi Jawa Barat Tahun 2012", tambahnya.
Panitia Pelaksana MTQ Propinsi Jawa Barat, Dady Iskandar mengatakan kunjungan tim nya ke Karawang adalah merupakan protap dan SOP yang harus dilaksanakan, dimana ketika ada pengajuan tuan rumah harus terlebih dilaksanakan survey. "Kab. Karawang sendiri muncul di saat injury time, sehingga harus segera dilaksanakan survey," ujarnya.
Dady menambahkan, sebagai tuan rumah, suatu daerah harus penuhi syarat sarana dan prasarana. Dari paparan yang disampaikan tadi, persiapan Karawang sudah sangat baik, dan anggaran pun telah disiapkan. "Namun demikian, hal lain yang perlu diperhatikan adalah SDM, sehingga MTQ dapat menjadi bagian dari masyarakat, dan tujuan syiar MTQ dapat tercapai," tambahnya.
Kepala Bagian Kesra Setda Kab. Karawang, H. Wahyu Suhudi mengatakan, Pemkab Karawang telah menyiapkan Masjid Al-Jihad sebagai lokasi panggung utama untuk penyelenggaraan pembukaan dan penutupan MTQ, dimana Lapang Karang Pawitan yang terletak persis di depan akan dijadikan sebagai lokasi pameran para kafilah dari kab/kota. "Sedangkan lokasi pawai taaruf dapat dilaksanakan di sepanjang jalan Galuh Mas, Tuparev, hingga ke Jalan By Pass," tambahnya.
Sejumlah tempat pertandingan dan penginapan para kafilah lainnya telah disiapkan oleh Pemkab Karawang guna penyelenggaraan MTQ nanti. Tempat-tempat tersebut diantaranya adalah Masjid Al-Jihad, Islamic Center, Masjid Raya Puri Telukjambe, Masjid Agung, Gedung KNPI, serta sejumlah hotel dan apartemen di wilayah Karawang Kota.
Sementara itu, dalam kesempatan tersebut, Wakil Bupati Karawang, dr. Cellica Nurachadiana menyerahkan secara langsung surat permohonan Kab. Karawang untuk menjadi tuan rumah penyelenggaraan MTQ Propinsi Jawa Barat Tahun 2012. Surat tersebut diserahkan Wakil Bupati kepada perwakilan tim Panitia Penyelenggaraan MTQ Jawa Barat, Dady Iskandar.
DEKLARASI NAHDLATUT TUJAR KABUPATEN KARAWANG
Sebagai salah satu upaya menggali potensi para pelaku usaha, sejumlah ulama asal Kabupaten Karawang mendeklarasikan organisasi Nahdlatut Tujar Kab. Karawang. Deklarasi organisasi yang memiliki arti kebangkitan para pengusaha tersebut dihadiri langsung oleh Bupati Karawang, H. Ade Swara bertempat di RM. Alam Sari Kotabaru, Karawang, Selasa (1/2).
Bupati Ade Swara dalam kesempatan tersebut mengatakan, hadirnya berbagai organisasi kemasyarakatan dengan berbagai macam jatidiri, bukan menambah permasalahan bagi pemerintah daerah. “Namun menggambarkan adanya kehendak masyarakat untuk lebih banyak lagi berpartisipasi dalam kehidupan masyarakat dan pembangunan disegala bidang,” ujarnya.
Untuk itu, dirinya menyambut baik dengan berdirinya organisasi Nahdlatut Tujar Kab. Karawang terlebih organisasi tersebut memiliki tujuan dan manfaat yang jelas serta dapat dirasakan baik oleh anggotanya maupun oleh masyarakat. “Sekaligus mampu mengembangkannya dalam mencerminkan kebangsaan, kesetiakawanan sosial, kualitas kerja dan karya sebagai pengabdi kepada bangsa, negara dan masyarakat sekaligus mempunyai rasa memiliki dan mencintai terhadap karawang sebagaimana tempat berpijak dan beraktivitas,” imbuhnya.
Bupati juga berharap kehadiran organisasi Nahdlatut Tujar yang merupakan semangat kebangkitan dari para ulama dapat ikut berperan serta dalam meningkatkan pembangunan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat sebagai manifestasi dari ajaran islam. “Saya atas nama pemerintah daerah mengucapkan selamat, semoga keberadaan nahdlatut tujar dapat memotivasi untuk melaksanakan tugas secara profesional dan penuh rasa tanggung jawab terhadap keluhan masyarakat Kab. Karawang,” imbuhnya.
Sementara itu, Ketua Panitia Deklarasi Nahdlatut Tujar, Ari Rubianto menjelaskan organisasi ini berawal dari pertemuan yang diselenggarakan dirinya bersama sejumlah ulama, termasuk KH. Hasan Nuri Hidayatullah atau yang akrab dipanggil Gus Hasan. “Dengan didasari oleh keinginan membentuk perkumpulan para pengusaha yang bisa memberikan manfaat bagi masyarakat,” ujarnya.
Ari menambahkan, Nahdlatut Tujar bukanlah organisasi politik, melainkan organisasi sosial yang bercita-cita untuk mampu berjalan seiring dengan tujuan pemerintah dalam mensejahterakan kehidupan masyarakat. “Yang merupakan implementasi sabda Rasulullah, yaitu sebaik-baiknya manusia adalah mereka yang bermanfaat bagi orang lain,” imbuhnya.
Nahdlatatut Tujar sendiri didirikan dengan memiliki sejumlah tujuan mulia, dimana salah satunya adalah untuk membangun lingkungan mustahiq (orang yang berhak menerima zakat) menjadi lingkungan yang muzzaki (orang yang wajib memberikan zakat). Selain itu, organisasi ini juga bertujuan untuk membangun masyarakat yang gemar menjadi pemberi daripada sebagai penerima.
BUPATI KARAWANG HADIRI MINGGON KECAMATAN DAN SIDAK DISHUB
Sebagai salah satu upaya menjaring aspirasi masyarakat secara langsung, Bupati Karawang, H. Ade Swara menghadiri kegiatan minggon di dua kecamatan, yaitu Klasri dan Ciampel, Selasa (1/2). Selain menghadiri minggon, Bupati Ade Swara juga melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke Kantor Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kab. Karawang.
Dalam kegiatan minggon di dua kecamatan tersebut, sejumlah topik pembicaraan dikemukakan oleh Bupati Ade Swara. Salah satu diantara hal yang paling disorot adalah mengenai jumlah penerima kartu jaminan kesehatan daerah (Jamkesda) yang jumlahnya mencapai 80 persen dari seluruh penduduk Karawang. Hal ini tentu perlu diperiksa kembali apakah mereka merupakan kategori masyarakat yang berhak menerima kartu tersebut.
Selain itu, Bupati Ade Swara juga mengemukakan pendapatnya mengenai rencana perubahan status Universitas Singaperbangsa Karawang menjadi universitas negeri. Dalam kesempatan tersebut, Bupati menegaskan kembali bahwa dirinya menyambut baik rencana tersebut, dan akan mendukung penuh proses perubahan status Unsika menjadi universitas negeri.
Di sisi lain, Bupati Ade Swara juga mengingatkan seluruh masyarakat, khususnya para perusahaan untuk tidak menanggapi orang-orang yang mengatasnamakan bupati dan meminta sejumlah uang, karena dirinya tidak pernah menginstruksikan hal-hal tersebut.Untuk itu, bila menemukan hal-hal tersebut, Bupati mengharapkan masyarakat untuk langsung melaporkannya ke pihak-pihak terkait.
Sementara itu, selain menyempatkan diri menghadiri kegiatan minggon di dua kecamatan, Bupati Ade Swara juga melakukan sidak ke Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika. Sidak dilakukan Bupati ke seluruh ruangan kantor, termasuk ke ruang proses uji dan pemberian keur bagi kendaraan niaga.
Tuesday, 08 February 2011
 Wakil Bupati Karawang, dr. Cellica Nurachadiana meninjau sejumlah lokasi infrastruktur pendidikan yang akan dibangun dan direhabilitasi, Rabu (2/1). Peninjauan dilakukan di dua desa, yaitu Desa Pisangsambo Kec. Tirtajaya, dan Desa Sedari Kec. Cibuaya.
Turut mendampingi Wakil Bupati dalam kesempatan tersebut adalah Kapolres Karawang, AKBP Merdisyam, Ketua DPRD Tono Bachtiar, serta sejumlah anggota DPRD dan para pejabat terkait di lingkungan Pemkab Karawang. Mereka turut terjun ke lapangan guna melihat secara langsung kondisi riil di lapangan. Lokasi pertama yang ditinjau adalah lahan yang akan dibangun sekolah SMK Negeri 1 Tirtajaya. Lahan seluas 1,3 hektar tersebut terletak di Desa Pisangsambo, tidak jauh dari lokasi Kantor Pos Ramil Tirtajaya dan SMPN 1 Tirtajaya. SMKN 1 Tirtajaya sendiri direncanakan akan segera dibangun pada tahun 2012. Saat ini lahan tersebut telah dibebaskan oleh Pemerintah Daerah. Sedangkan lokasi kedua adalah SDN Sedari 2. Sekolah dasar yang mempunyai 8 lokal ruang kelas tersebut dalam kondisi cukup memprihatinkan, dan selalu terendam banjir. Gedung SDN Sedari 2 direncanakan akan direhabilitasi kembali, dengan kondisi lahan ditingkatkan setinggi 1 meter. Dengan peningkatan tersebut, diharapkan SDN Sedari 2 tidak lagi terendam banjir. Lokasi terakhir yang ditinjau adalah SDN Sedari 1. Sekolah tersebut juga merupakan gedung sekolah untuk SMP Negeri Satu Atap 1 Cibuaya. Meskipun terhitung sebagai gedung yang belum lama dibangun, namun kondisi Gedung sekolah yang ada tidak terawat dengan baik. Wakil Bupati saat peninjauan tersebut berharap, kondisi gedung-gedung sekolah yang cukup memprihatinkan tersebut tidak menyurutkan semangat belajar para murid. Wakil Bupati sendiri yakin murid-murid semua mempunyai cita-cita yang tinggi, dan tetap memiliki semangat untuk belajar dengan baik. "Siapa tau diantara kalian nanti ada yang menjadi Bupati atau bahkan Presiden," tambahnya.
TEMANGGUNG, KOMPAS.com — Setidaknya tiga gereja di Temanggung, Jawa Tengah, rusak karena menjadi sasaran amuk massa menyusul kerusuhan dalam persidangan kasus penistaan agama dengan terdakwa Antonius Richmond Bawengan di Pengadilan Negeri Temanggung, Selasa (8/2/2011).
Gereja Bethel Indonesia yang berjarak sekitar dua kilometer dari PN Temanggung mengalami kerusakan akibat pembakaran oleh kelompok massa tersebut. Sebuah bangunan sekolah taman kanak-kanak yang berada di lingkungan gereja terbakar pada sejumlah bagian. Termasuk enam unit motor hangus terbakar akibat insiden tersebut.
Selain itu, pembakaran juga terjadi di Gereja Pantekosta Temanggung. Belum diperoleh laporan mengenai dampak pembakaran di gereja tersebut. Sementara itu, Gereja Katolik Santo Petrus dan Paulus juga sempat dirusak massa. Bagian depan gereja rusak dilempari batu.
Kondisi terakhir di Kota Temanggung masih mencekam. Toko-toko di pusat kota menghentikan aktivitasnya. Sejumlah pedagang kaki lima pun harus tutup lebih cepat akibat kerusuhan ini. Sementara arus lalu lintas menjadi kacau-balau.
Seperti yang telah diberitakan sebelumnya, sidang perkara penistaan agama ini diwarnai kerusuhan. Hanya sesaat setelah jaksa penuntut umum membacakan tuntutan 5 tahun untuk terdakwa Antonius, massa langsung menyerbu terdakwa dan meja sidang.
Segera setelah itu, majelis hakim langsung diamankan dan dilarikan ke luar ruang sidang. Massa di luar mengamuk, memecahkan kaca-kaca jendela, dan membakar kendaraan yang ada di sekitar gedung pengadilan.
Kasus yang menjerat warga asal Manado ini terjadi pada 3 Oktober 2010. Ketika itu Bawengan, yang menggunakan KTP Kebon Jeruk, Jakarta Barat, menginap di tempat saudaranya di Dusun Kenalan, Desa/Kecamatan Kranggan, Temanggung.
Sedianya ia hanya semalam di tempat itu untuk melanjutkan pergi ke Magelang. Namun, waktu sehari tersebut digunakan untuk membagikan buku dan selebaran berisi tulisan yang dianggap menghina umat Islam. Karena itu, sejak 26 Oktober 2010 ia ditahan.
BASMI TIKUS: Suasana kalagumarang di Desa Cikuntul.

TEMPURAN, RAKA - Untuk mengantispasi serangan hama tikus terhadap pertanian, para petani Desa Cikuntul secara serentak melakukan kalagumarang di lahan pesawahan Kalentinggi, Desa Cikuntul, Kecamatan Tempuran. Kegiatan itu dilakukan guna mengantisipasi serangan hama tikus di saluran tanggul Kalentinggi yang dianggap petani sebagai sarang tikus. Berdasarkan pantauan RAKA, ribuan tikus berhasil dimusnahkan. Pelaksanaanya, para personel kegiatan kala gumarang menggalian lubang lubang tikus dan pengasapan menggunakan alat emposan. Saat hama tikus berhamburan keluar, para petani beserta aparat desa langsung membunuh hewan pengerat yang merugikan itu.

Kegiatan ini dinilai sangat efektif. Pasalnya, hama tikus tidak tahan dengan bau belerang. "Saat mulai musim tanam petani akan sedikit lega karena hama tikus sudah diminimalisir dalam dengan kegiatan ini," kata Kepala UPTD Pertanian Kecamatan Tempuran Edi Suryana MP. Dia menambahkan, kegiatan kalagumarang itu sekaligus menyambut datangnya musim tanam. Dijelaskannya, kegiatan ini akan kembali dilakukan jika para petani menemukan kembali titik-titik yang dianggap sarang tikus lainnya.

"Hama tikus harus segera dibasmi, sebab, hama pengerat ini berkembang sangat pesat. Terlebih, jika perkembangannya didukung tempat (sarang) yang kurang bersih," ujarnya. Hama ini, tergolong hama yang sulit dibasmi. Namun begitu, untuk meminimalisir kerugian yang ditimbulkan, biasanya beberapa wilayah melakukan penangkapan langsung (kalagumarang). Berbagai cara bisa digunakan, baik dengan cara menggali lubang tikus maupun dengan emposan. Kurang lebih, dengan cara seperti ini hama tikus bisa diberantas. Camat Tempuran Drs Asip Suhendar yang juga ikut berbaur dengan para petani menambahkan, lebih dari ribuan hektar sawah sering terkendala oleh hama tersebut pada saat mulai tanam.

Maka, sering kali para petani berinisiatif untuk menggalakan kalagumarang sebagai bentuk gerakan pembasmi tikus. "Jika masa tanam lancar tanpa gangguan hama, diharapkan selain hasil panen mendatang lebih baik juga para petani tidak lagi mengalami kerugian yang cukup besar seperti pada masa tanam sebelumnya," jelasnya.
(aw)
 Radar Karawang  
Jumat, 04 Februari 2011
BANYAK DOKUMEN  YANG TERBAKAR: Kantor Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Pengairan Badan Pelaksana Proyek Induk Pengembangan wilayah di Desa Curug, Kecamatan Klari, Kamis (3/2) kemarin terbakar. Meski tak ada korban jiwa, namun banyak dokumen penting yang hangus akibat peristiwa tersebut.

KLARI,RAKA- Kantor Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jendral Pengairan Badan Pelaksana Proyek Induk Pengembangan wilayah Sungai Citarum, di Desa Curug, Kecamatan Klari, Kamis (3/2) kemarin terbakar. Api membumbung tinggi, membakar lantai satu gedung yang berdekatan dengan Bendung Curug tersebut. Sekitar 6 pemadam kebakaran, dikerahkan untuk menjinakkan api. 

Sampai satu jam lebih, api baru bisa dikendalikan. Tidak ada korban dari kejadian tersebut, kerugian belum bisa dipastikan. Kejadian tersebut terjadi sekitar pukul 14.30 WIB. Diduga, kebakaran tersebut akibat adanya arus pendek listrik di salah satu ruangan di lantai satu gedung tersebut.

"Kemungkinan kebakaran ini akibat ada saluran listrik yang konslet, sehingga menimbulkan percikan api. Karena di atas banyak kertas, api jadi mudah membesar. Selain itu, di dapur atas juga, ada tabung gas, bisa jadi pemicu api semakin membesar," papar salah seorang saksi mata, Ade Hadiat, pada RAKA kemarin.

Diteruskannya, dia diberitahu oleh salah seorang petugas keamanan yang ada disekitar tersebut. "Ada sekitar 10 menit sejak kebakaran tersebut terjadi. Saya langsung ngontak pemadam kebakaran, dari South Fasifik, pemda Purwakarta, dari Karawang, Jatiluhur juga dari POJ sendiri. Lantai satu mah kayaknya habis semua, soalnya apinya besar. Di atas banyak kertas-kertas dokumen," ungkapnya.

Ditemui ditempat yang sama, Kapolsek Klari, Kompol Wahidin Husodo, mengatakan, pihaknya belum bisa memastikan penyebab kejadian tersebut. Pasalnya, tempat kejadian perkara (TKP) masih dalam proses penyelidikan. "Nanti ada tim identifikasi yang turun ke sini. Kita hanya menangani sementara, nanti akan ditangani oleh Polres. Jelasnya, nanti setelah ada penyelidikan dari iden," jelasnya.

Beruntung, dari kejadian tersebut, tidak menimbulkan korban. "Tidak ada korban, hanya gedung saja yang terbakar. Lamanya penyeledikan kita tidak bisa pastikan, itu nanti oleh iden," pungkas Wahidin. (asy)
TEMPURAN, RAKA – Pemerintah diminta pemerintah fokus membangun infrastruktur pertanian untuk meningkatkan produktifitas pertanian dan mengurangi impor hasil pertanian yang sampai sekarang masih tergolong besar.

Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Desa Cikuntul, Kecamatan Tempuran, Ebot, Rabu (2/2), mengatakan pemerintah sebaiknya mulai memfokuskan penganggaran tahun 2011 untuk pembangunan seluruh infrastruktur sektor pertanian secara luas. "Anggaran harus dikonsentrasikan untuk pembangunan infrastruktur pertanian. Ini bukan berarti seluruh anggaran diplot ke Kementerian Pertanian ya, tapi anggaran di berbagai instansi pemerintah diarahkan untuk keperluan itu," katanya.

Infrastruktur yang perlu dibangun untuk mendukung kegiatan pertanian antara lain fasilitas produksi, jalan, listrik dan pengaturan air. Selain itu, dia menjelaskan, regulasi terkait pada sektor yang lain juga perlu disesuaikan untuk mendukung pembangunan infrastruktur pertanian beserta industri hilirnya. "Kalau infrastrukturnya diperbaiki, saya yakin dalam satu tahun dampaknya akan sudah bisa terlihat, produksinya pasti meningkat dan hasil lebih bisa bersaing," katanya.

Impor hasil pertanian sampai sekarang masih tergolong besar. Karena untuk menekan tingginya nilai impor, salah satu solusinya dengan mneingkatkan pembangunan pada sektor pertanian. Pemerintah pusat dan daerah tidak boleh diam dalam mengatasi permasalahan petani. Solusi sangat diperlukan untuk meningkatkan kesejahteraan petani dalam upaya menerapkan pertanian modern. “Permasalahan petani mulai pupuk langka, bibit unggul, infrastruktur pertanian buruk sampai harga jual yang selalu berfluktuatif membuat petani seperti berjudi, untung-untungan,” katanya.

Lebih lanjut ia mengatakan, pembangunan infrastruktur dan sektor pertanian harus diutamakan untuk memperlancar laju perekonomian warga di pedesaan sekaligus meminimalkan biaya transportasi petani. “Out putnya, perputaran uang di perkotaan akan selalu menggeliat. Jika masyarakat tidak berdaya, jangan harap bisa diajak serta dalam pembangunan daerah, apalagi diminta berkontribusi,” katanya. Kepemilikan lahan pertanian yang semakin sempit, imbuhnya, membutuhkan perhatian serius pemerintah. Tidak lagi memenuhi skala ekonomi, kecuali bertani secara kelompok agar lebih ekonomis, efesien dan efektif. 

Menurutnya, hal yang tidak kalah pentingnya adalah kesadaran masyarakat untuk merubah pola pikir. Memang tidak gampang, tapi dengan seringnya Dinas Pertanian melakukan sosialisasi, diyakini petani akan menerimanya. “Jenis komoditi tidak perlu terlalu banyak, yang penting ada jaminan harga jual. Artinya, pemasarannya dibuka oleh pemda, kalau perlu dibuat perdanya,” pungkasnya. (aw)